Jumat, 22 November 2013

Berkat Ordinary Miracle`nya Sarah McLahan

"Hari ini Keajaiban yang biasanya," 
katamu,
"langit masih biru, dan
matahari masih menyinari bunga-bunga."

“Saat buka mata,”
kau bisikan ke daun-daun telinga,
”jangan buang mimpi semalam…."



"Hidup ini hanya hadiah,
seperti kata mereka" desahmu
seolah kau satu untukku
hari ini

Selasa, 22 Januari 2013

:(



Kaukah matahari atau bulan?
Akulah sumber cahaya yang akan membuat dunia jadi terang.

Kaukah sumber cahaya atau terang dunia?
Akulah sumber kehidupan yang akan membuat mekar bunga-bunga,
memberi nafas bagi makhluk-makhluk dan  memberi makan untuk semua.

Kaukah itu gandum atau ilalang?
Akulah waktu yang akan menjawabnya.

Kaukah ini atau akukah itu?
Kau itu dan  ini aku.

Inikah atau itukah?
Uh dasar nyebelin!

;p




Seperti biasa, bau terasi sambel di udara
kirim kabar,”Waktunya sarapan!”

Di bawah jendela, simbok tetangga
malah sudah sreksroksreksrok menyapu
sisa kantuk di telinga: matahari sudah bikin terang semua.

Sementara, ada yang masih berselimut gelap:
siapakah yang selalu mengirim pesan
ke telepon selulerku,
”Hei, Jelek bangun!!”????

Kamis, 31 Mei 2012

Cerita Pendek
























 



Tadi malam, saya diganggu nyamuk
perut buncit di kamar depan. 
Cerita punya idem, si botak mengaku tergila-gila
kepada Ni Gede Irung.
Malang, gayung tak bersambut. Maka,
relalah ia kembali
menggadai hidup dengan
jaminan vespa. 

Tahun pertama, 1 terbeli; dibabtisnya ia
dengan nama Isabela. Dan, katanya
ia berjanji setia. 

Tahun ke-3, ia
punya pacar. 

Tahun ke-5,
keduanya putus. 

Tapi, di
tahun ke-6, ia mengaku
poligami.  
Katanya,”Kami 
sudah ikat setia.” 

Ketika main
ke rumahnya, saya lihat di
garasinya sudah ada 3 vespa:
kepunyaannya.

Katanya malam
tadi, “Mantan Pacarku dan Ni Gede Irung
tak mau dinomor4kan!”

(2007)

P.S. selamat menempuh hidup baru 2012, Kawan! hehehe!

Kamis, 24 Mei 2012

:)



Kau adalah sore
yang mengantar angin dari punggung
bukit,
          menitipkan sebuah pesan
              kepada layanglayang yang
                 bersikeras di udara
                      sebelum senja
                              memandikan anakanak
dan lereng gunung perlahan
tenggelam dalam
secangkir kopi

Rabu, 16 Mei 2012

Pagi Hari















Kau sekecup embun pagi
         sebelum burung-burung beranjak dari sarang
                sebelum matahari melihat bunga-bunga
         tetapi sesudah asap kayu
dan uap nasi sayur kemarin yang ditanak lagi di atas api,
                sesudah derak as roda sepeda yang mulai berkarat,
derap kaki kuda atau sapi yang perlahan menarik beban atau dengus nafas
                      orang-orang yang buru-buru ke pasar
sebelum hari menjadi terang
                      dan anak-anak mandi lalu pamit ke sekolah

Kau pagi yang diamdiam
          meninggalkan uap kopi
               yang tak bersuara menarikku dari selimut
                                                                     mimpi

Sabtu, 12 Mei 2012

**


 matamu redup sore hari
yang menyiapkan kopi,
teman pekerjaan setelah petang

matamu bulan yang menyala
setelah sepi makan malam

matamu pagi yang mengusik korden jendela
dan diamdiam menyelinap
membisiki,”ayo bangun,
waktunya memulai pekerjaan!”

matamu terik tengah hari
yang tak lupa mengingatkan,
“saatnya makan siang!”

matamu Kaukah itu?
“sial, hari ini aku kesiangan!”

18 Juni 2008